بسم الله الرحمن الرحيم. اللهمّ صلّ على سيّدنا محمّد

Minggu, 25 Maret 2012

PENDIDIKAN MENURUT PARA TOKOH


PENDIDIKAN MENURUT PARA TOKOH
Tugas MID Semester
Disusun Guna Memenuhi  Tugas
Mata kuliyah             : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu     : Zaenal Arifin, MSI




Disusun Oleh:
Nama : Ahmad Wagito
NIM   : 110035

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
TAHUN 2011
PENDIDIKAN MENURUT PARA TOKOH
I.       PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan istilah pengajaran. oleh karena itu, tidak hean jika pendidikan terkadang juga dikatakan pengajaran atau sebaliknya. Juga istilah belajar dan sekolah, belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik.
Belajar atau sekolah sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu dan nilai moral.
berikut ini akan kami bahas mengenai pengertian-pengertian pendidikan menurut para tokoh pakar pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendidikan itu?
2.      Bagaimana pendapat para tokoh mengenai pendidikan?
3.      Apa yang dimaksud dengan pendidikan merupakan suatu proses?

II.    PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut (Drs, Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan);
1.         Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing sesorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik.
2.         Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan bertindak, serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari.
3.         Pendidikan juga diistilahkan dengan ta’dib, yang mengandung pengertian sebagai proses pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur yang ditanamkan dalam diri manusia pada tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, kemudian membimbing dan mengarahkannya pada pengakuan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaan-Nya.
4.         Konferensi internasional pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Aziz di Jeddah pada tahun 1977, merekomendasikan bahwa pendidikan Islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung dalam makna ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah.
5.         Pendidikan adalah aktivitas bimbingan yang disengaja untuk mencapai kepribadian yang luhur, baik yang berkaitan dengan dimensi jasmani, rohani, akal maupun moral.
6.         Pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik sehingga aspek jasmani, rohani, dan akal anak didik tumbuh dan berkembang menuju terbentuknya pribadi, keluarga, dan masyarakat yang berbudi.
7.         Pendidikan adalah sistem pengajaran yang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan disepakati, misalnya pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam disebut pendidikan Islam.
8.         Pendidikan merupakan suatu sistem yang keseluruhan komponennya mendukung terwujudnya tujuan pendidikan yang diidealkan.
9.         Pendidikan artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik agar terbebas dari kebodohan.
10.     Pendidikan adalah pengembangan kedewasaan berfikir melalui proses transmisi ilmu pengetahuan.
11.     Pendidikan adalah penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman ilmiah.
12.     Pendidikan merupakan bagian dari pengabdian hamba kepada Sang Pencipta yang telah menganugerahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia.
B.     Pendidikan Menurut Para Tokoh
1.      Al-Ghozali
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna.[1]
2.      Ahmad Marimba
Pendidikan sebagai suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju terbentuknya kepribadian utama.[2]
Pendidikan sebagai usaha untuk membimbing keterampilan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum tertentu menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran yang disepakati secara normatif. Misalnya, menurut ukuran-ukuran Islam yang ditujukan pada pembentukan akhlak anak didik, perilaku konkret yang memberi manfaat pada kehidupannya di masyarakat.[3]
3.      Tedi Priatna
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya . pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.[4]
4.      W.J.S Purwadarminta
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.[5]
5.      Rechey
Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama untuk memperkenalkan warga masyarakat baru (generasi muda) pada pengenalan terhadap kewajiban dan tanggung jawabnya di tengah masyarakat. Jadi, proses pendidikan jauh lebih luas daripada proses yang berlangsung di sekolah.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial penting yang berfungsi mentransformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Keterkaitan pendidikan dengan keadaan sosial sangat erat sehingga pendidikan mungkin mengalami proses spesialisasi dan institusionalisasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kompleks dan modern. Meskipun demikian, proses pendidikan secara menyeluruh tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan informal yang berlangsung di luar sekolah.[6]
6.      Al-Jauhari
At-Tarbiyah, rabban dan rabba dengan memberi makan, memelihara, dan mengasuh.apabila istilah at-Tarbiyah diidentikkan dengan bentuk madhi-nyarabbayani’ (QS. Al-Isra’: 24), dan bentuk mudhari’-nya (QS. Asy-Syu’ara: 18). At-Tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan, dan menjinakkan. Akan tetapi, konteks makna at-Tarbiyah dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’, lebih luas mencakup aspek jasmani dan rohani, sedangkan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara’ ayat 18 hsnys menyangkut aspek jasmani.[7]
Dalam Al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 79 dan 146 disebutkan, istilah rabbaniyyin dan ribbiyyin dan rabbani sebagaimana tercantum dalam hadits yang artinya, “Jadilah kamu para pendidik yang penyantun, ahli fiqh, dan berilmu pengetahuan. Seseorang disebut rabbani jika ia telah mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan, dari sekecil-kecilnya sampai menuju yang lebih tinggi” (HR. Bukhari dan Ibn ‘Abbas).  Istilah pendidikan dalam bahasa Arab adalah ta’lim, yang berasal dari kata ‘allama, yang berarti proses transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan.
7.      Muhammad Naquib Al-Attas
Kata ta’lim sebagai proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar. Menurutnya, jika istilah ta’lim disamakan dengan istilah tarbiyah, ta’lim mempunyaimakna pengenalan tempat segala sesuatu, sehingga maknanya menjadi lebih universal daripada istilah tarbiyah tidak meliputi segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksternal.[8]
8.      Hasan Basri
Pendidikan dalam arti mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniyah, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya.[9]
9.      Omar Muhammad Ath-Thaumy Asy-Syaibany
Pendidikan sebagai perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tataran tingkah laku individu maupun pada tataran kehidupan sosial, serta pada tataran relasi dengan alam sekitar; atau pengajaran sebagai aktivitas asasi, dan sebagai proporsi di antara profesi-profesi dalam masyarakat. Pendidikan memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Disamping itu, pendidikan juga menekankan aspek produktivitas dan kreativitas manusia sehingga mereka dapat berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat.[10]
C.     Pendidikan Sebagai Proses
Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan secara historis-operasional telah dilaksanakan sejak adanya manusia pertama di muka bumi ini, yakni sejak nabi Adam yang dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa proses pendidikan itu terjadi pada saat Adam berdialog dengan Tuhan.
Dialog merupakan bagian dari proses pendidikan dan ia membutuhkan lingkungan yang kondusif dan strategis yang memungkinkan peserta didik bebas berapresiasi dan tidak takut salah, tetapi tetap beradab dan mengedepankan etika.
Pendidikan diperlukan dan dilakukan pertama kali oleh anggota keluarga, terutama orang tua terhadap anak-anak mereka. Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu.
Muhammad Hamid an-Nashir dan Khaulah Abd al-Qadir Darwis,[11] mengemukakan bahwa pendidikan Islam sebagai proses pengaruh dan perkembangan manusia (ri’ayah) pada diri jasmani, akal, bahasa, tingkah laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan.
Dari definisi tersebut dapat kami simpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah usaha atau proses perubahan dan perkembangan manusia menuju ke arah yang lebih baik dan sempurna. Adanya ungkapan bahwa pendidikan merupakan proses perbaikan dan upaya menuju kesempurnaan, hal itu mengandung arti bahwa pendidikan bersifat dinamis, karena jika kebaikan dan kesempurnaan tersebut bersifat statis maka ia akan hilang nilai kebaikannya.


III. SIMPULAN
Dari semua pengertian tersebut dapat kami pahami bahwa pendidikan merupakan proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, memengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan, dan membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya para pendidik yang bekerja secara interaktif dengan para peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan kecerdasan dan keterampilan semua orang yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, yang dikembangkan dan ditingkatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasannya bukan hanya anak didik, melainkan para pendidik dan semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan.

IV.  DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saebani, Beni dan Achdhiyat, Hendra. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. (Bandung: Pustaka Setia, 2009).

An-Nashir, M.Hamid dan Darwis, Khaulah Abd al-Qadir, Tarbiyah al-Athfal fi Rihab al-Islam fi al-Bait wa ar-Raudhah. (Jeddah: Maktabah al-Sawudi, 1994).

Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

D.Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: PT.Al-Ma’arif, 1987).

Ibnu Rusn, Abidin. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).

Priatna, Tedi. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004)
.
Purwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1985).

Salahudin, Anas. Filsafat Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2011).


[1] Drs. Abidin Ibnu Rusn. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.56.
[2] Ahmad D. Marimba. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: PT.Al-Ma’arif, 1987), hlm.19.
[3] Ibid., hlm.45.
[4] Tedi Priatna. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm.27.
[5] W.J.S. Purwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1985), hlm.702.
[6] Beni Ahmad Saebani dan Hendra Achdhiyat. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.9.
[7] Drs. Anas Salahudin, M.Pd. Filsafat Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.20.
[8] Tedi Priatna. Op.Cit., hlm.29.
[9] Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.14
[10] Ibid., hlm.30.
[11] Muhammad Hamid an-Nashir dan Khaulah Abd al-Qadir Darwis, Tarbiyah al-Athfal fi Rihab al-Islam fi al-Bait wa ar-Raudhah. (Jeddah: Maktabah al-Sawudi, 1994), hlm.7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARTINI, Jepara

KARTINI, Jepara

Pengikut